Analisa Perjanjian Internasional Berbasis Lingkungan, PROTOKOL KYOTO

Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention
on Climate Change
(Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim)
Analisa Perjanjian Internasional Berbasis Lingkungan, PROTOKOL KYOTO
Gambar ilustrasi

Protokol Kyoto adalah sebuah amendemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003).

Nama singkat                         : "Climate Change-Kyoto Protocol"
Tanggal penandatanganan  : 11 Desember 1997
Lokasi                                     : Kyoto, Jepang
Berlaku                                  : 16 Februari 2005
Pihak                                      : 181 negara dan Uni Eropa
Tujuan                                   :
Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggalakkan program-program nasional di berbagai negara yang bertujuan untuk reduksi emisi gas rumah kaca tersebut dan menetapkan persentase target reduksi.

Protokol Kyoto dihasilkan dalam pertemuan ketiga Conference of Parties (COP) UNFCCC pada tanggal 11 Desember 1997 di kota Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada 16 Februari 2005. Yang menjadi perbedaan utama antara Konvensi dan Protokol yaitu Konvensi akan mendorong negara – negara industri untuk menstabilkan emisi GRK, sedangkan Protokol membuat mereka berkomitmen untuk melakukannya. Bagi negara yang menandatangani dan meratifikasinya, Protokol Kyoto akan mengikat secara hukum.
Protokol Kyoto memiliki masa komitmen yang akan berakhir pada tahun 2012. Negara-negara penandatangan UNFCCC masih berada dalam proses perumusan perjanjian baru yang akan meneruskan atau menggantikan Protokol Kyoto setelah masa komitmen pertama berakhir. Untuk itu pada tahun 2007 telah dihasilkan Bali Roadmap yang melandasi perundingan internasional dalam mencapai hal tersebut.
Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.
Indonesia sebagai negara berkembang tidak dikenakan kewajiban untuk menurunkan emisinya. Namun, sebagai negara kepulauan dengan kegiatan ekonomi yang sebagian besar berbasis pada sumber daya alam, seperti pertanian, perikanan dan kehutanan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Diperkirakan, sebesar 10 persen dari pendapatan nasional Indonesia akan hilang akibat dampak perubahan iklim ini pada pertengahan abad 21 ini. Oleh karena itu, upaya adaptasi terhadap perubahan iklim sangatlah penting untuk dilakukan dalam menyelamatkan kehidupan masyarakat di Indonesia.
Indonesia yang telah meratifikasi Protokol Kyoto pada 3 Desember 2004, melalui UU no. 17/ 2004, sesungguhnya akan menerima banyak manfaat dari Protokol Kyoto. Melalui dana untuk adaptasi yang disediakan melalui protokol ini, Indonesia bisa meningkatkan kemampuannya dalam beradaptasi dengan dampak-dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, pergeseran garis pantai, musim kemarau yang semakin panjang, serta musim hujan yang semakin pendek periodenya, namun semakin tinggi intensitasnya.
Protokol Kyoto menempatkan beban berat pada negara-negara maju di bawah prinsip "common but differentiated responsibilities", hal ini dikarenakan negara – negara maju lebih bertanggung jawab atas tingginya tingkat emisi gas rumah kaca di atmosfer sebagai hasil dari lebih dari 150 tahun dari kegiatan industri di negara – negara maju tersebut.


Lampiran: Kyoto Protocol

Contoh Perhitungan Analisis Hujan Titik

Gambar ilustrasi "Kalkulator"
Gambar Ilustrasi

Tabel 1. Analisis Curah Hujan
 Tabel 1. Analisis Curah Hujan
Tabel 1. Analisis Curah Hujan

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa praktikan saat melakukan analisis curah hujan dilakukan pada waktu 15.25 waktu setempat sampai 16.10 waktu setempat. Adapun selang waktu (interval waktu) pada setiap pengambilan data yaitu 15 menit. 

Untuk mendapatkan data nilai jumlah waktu caranya yaitu dengan menjumlahkan waktu awal pengamatan dengan waktu pengamatan selanjutnya pengamatan (per interval waktu).

Jumlah Waktu = (selang waktu)0 + (selang waktu)1 + dst…
contoh: 15 menit + 15 menit = 30 menit


Data jeluk hujan didapatkan dengan cara mengukur ketinggian air disutu wadah. Berdasarkan tabel 1 menujukan bahwa saat 15 menit pertama didapat 4 mm jeluk hujan. Setiap interval selesai, air yang tertampung di wadah dibuah, dan air kembali dihitung dari nol pada setiap interval selanjutnya.

Jumlah hujan adalah penjumlahan nilai jeluk hujan dari pengawamatn interval watu pertama dengan interval waktu selanjutnya. 

Jumlah Hujan = (jeluk hujan)0 + (jeluk hujan)1 + dst…
contoh: 4 mm + 15 mm = 19 mm


Intensitas hujan didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

I= d/t

Keterangan:
I  : Intensitas Hujan (mm/jam)
d : Jeluk Hujan (mm)
t  : waktu (jam)

Contoh perhitungan:
I = d/t
I = 4 mm/15 menit
I = 4 mm/0.25 jam
I = 16 mm/jam

Gambar 1. Hubungan Intensitas dan Lama Hujan
Gambar 1. Hubungan Intensitas dan Lama Hujan
Gambar 2. Hubungan Jumlah Hujan dan Waktu
Gambar 2. Hubungan Jumlah Hujan dan Waktu

Gambar 3. Hubungan Lama Hujan dan Jeluk Hujan
Gambar 3. Hubungan Lama Hujan dan Jeluk Hujan

EVAPOTRANSPIRASI

EVAPOTRANSPIRASI


Evaporasi

Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporisasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Pengukuran Evaporasi dilakukan dengan mengukur hilangnya air dari suatu sistem secara langsung, yang dinyatakan dalam volume atau jeluk (depth).

Faktor – faktor yang memperngaruhi evaporasi
1. Temperatur (suhu) - Jika suhu udara dan tanah naik maka E naik
2. Angin - Jika perubahan zat cair jadi uap air naik maka udara jenuh sehingga E turun dan terjadi kondensasi
3. Tekanan udara - terjadi evaporasi bila ada perbedaan tekanan uap air antara permukaan dan udara di atasnya. Bila RH naik maka E turun karena kemampuan utk menyerap udara berkurang
4. Radiasi surya
5. Kualitas air

Transpirasi

Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal).

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Laju Transpirasi
1. Cahaya – bertambah jika semakin cerah
2. Temperatur – bertambah dengan kenaikan temperatur
3. Kelembaban – meningkat jika udara menjadi lebih kering
4. Angin – meningkat dengan bertambahnya kecepatan angin
5. Air tanah – turun jika lengas tanah turun

Evapotraspirasi

Evapotranspirasi (ET) adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. ada beberapa jenis evaporasi sbb :

Evapotranspirasi potensial (ETp) menggambarkan laju maksimum kahilangan air dari suatu lahan bertanaman yang ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutupan tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup. Karena batasan-batasan inilah nilai (ETp) hanya ditentukan oleh parameter-parameter iklim.

Evapotranspirasi standar (ETo) adalah Evapotranspirasi pada suatu permukaan standard (reference surface). Permukaan standard ini secara praktis dapat diperoleh dari lahan dengan penutupan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup dengan tinggi antara 8 – 15 cm.

ETp = c ETo

nilai c tergantung dari kondisi aerodinamik tanaman, pada hutan dan tanaman yang tinggi nilai c dapat mencapai 1.25, akan tetapi nilai c biasanya 1.

Evapotranspirasi tanaman (ETc) pada kondisi standard adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di bawah suatu keadaan iklim tertentu. nilai ETc ini berubah-ubah menurut umur atau fase perkembangan tanaman. Dalam perencanaan irigasi, ETc dianggap merupakan kebutuhan air optimum tanaman yang didekati dari:

ETc = kc ETo

kc koefisien tanaman yang tergantung umur atau fase perkembangan tanaman

Evapotranspirasi aktual (ETa) menggambarkan laju kahilangan air dari suatu lahan bertanaman pada suatu kondisi aktual iklim, tanaman dan lingkungan tumbuh serta pengelolaan.

ETa = kc ks ETo

ks adalah koefisien cekaman air (water stress coefficient), yang nilainya berkisar 0 – 1. Nilai ks = 1 apabila kadar air tanah berada di atas kadar kritis. Di bawah kadar kritis, nilai ks menurun secara proporsional dari ks = 1 dan mencapai ks = 0 saat semua air tanah tersedia di dalam zona perakaran telah habis diekstrak oleh tanaman.



sumber: Dasanto Bambang Dwi, Muin Sisi Febriyanti. 2013. Modul MATA KULIAH: HIDROLOGI. Program Diploma IPB. Bogor

Pengantar Ilmu Lingkungan

Gambar Ilustrasi

Assalamualaiku,
Selamat sore sahabat hijau! Hari ini admin ingin menjelaskan apa pengertian dari ilmu lingkungan dan kenapa kita harus mempelajarinya, terkhusus untuk anak lingkungan itu sendiri.

Ok langsung saja yuk!
Sahabat hijau pernahkah berfikir bagaimana kondisi bumi kita ratusan tahun yang lalu bahkan ribuan tahun yang lalu? Yap!! tentunya dulu bumi kita sangat asri dan natural. Mungkin jika dilihat dari angkasa bumi kita masih terlihat hijau segar dan asri.

Seriring dengan berjalannya waktu, mulai dari munculnya bencana alam, perang dunia, sampai menuju ke era revolusi industri di eropa tentunya semua itu berimbas ke dalam perubahan-perubahan yang ada di muka bumi ini.

Lama kelamaan di muka bumi ini bermunculan berbagai macam masalah-masalah lingkungan. Masalah-masalah lingkungan tersebut diantaranya yaitu:


1. Pencemaran udara yang terjadi di Inggris

Pesawat terbang tidak bisa mendarat di Bristol karena adanya kabut asap yang menyerupai asap rokok (smog) yang menyelimuti landasan pesawat terbang. Hal ini disebabkan karena pada saat itu di sekitar KOta Bristol banyak industri yang menggunakan bahan bakar batubara.

Asap terbang (fly ash) dari cerobong asap industri yang ada berterbangan di atmosfer dan menyelimuti landasan pesawat terbang, sehingga membentuk kabut asap dan menghalangi pandangan pilot yang akan mendaratkan pesawatnya.

 Pencemaran udara yang terjadi di Inggris
Pencemaran udara yang terjadi di Inggris


2. Kasus Teluk Minamata

Di Jepang terjadi masalah pencemaran air laut di teluk Minamata. Hal ini mengakibatkan sebagian masyarakat di sekitar teluk yang mengonsumsi hasil tangkapan ikan dari Teluk Minamata mengalami penyakit kelainan tubuh (saraf), terutama pada bayi-bayi yang dilahirkan. Penyakit tersebut kemudian dikenal dengan penyakit Minamata (Minamata disease).

Penyakit tersebut muncul diakibatkan karena banyaknya Industri yang membuang limbah industrinya yang banyak mengandung Merkuri (Hg) ke Teluk Minamata. Logam Hg ini diserap oleh phytoplankton dan kemudian dimakan oleh ikan yang ada di perairan teluk minamata tersebut, hingga akhirnya ikan tersebut tertangkap oleh masyarakat yang ada.

Minamata (Minamata disease)
Kasus Teluk Minamata

Minamata (Minamata disease)
Kasus Teluk Minamata


Minamata (Minamata disease)
Kasus Teluk Minamata

Minamata (Minamata disease)
Kasus Teluk Minamata


3. Japan itai-itai disease

Masih berada di Negara Jepang, di sekitar lembah sungai Jinzu, buangan unsur Cadmiun mencemari tanah dan airnya yang berasal dari leburan pertambangan di hulu sungai. Masyarakat terserang penyakit Itai-itai (Ouch-ouch) sebagai akibat dari pencemaran Cadmiun tersebut.

Japan itai-itai disease
Japan itai-itai disease

Japan itai-itai disease
Japan itai-itai disease

Struktur tulang itai-itai disease
Japan itai-itai disease

Sungai yang tercemar
Japan itai-itai disease


Begitu sangat mengerikan bukan? Coba sahabat hijau bayangkan semua ini terjadi pada kita? atau mungkin anak cucu kita kelak nanti? Jangan sampai terjadi!!

Jangankan melihat sejarah pencemaran lingkungan di tahun-tahun sebelumnya, coba deh sahabat hijau perhatikan begitu banyak masalah-masalah lingkungan yang terjadi saat ini, mulai dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang membakar hutan sembarangan dan yang tak kalah hangatnya yang kini sedang diperbincangkan adalah isu Pemanasan Global.

Pemanasan global terjadi karena adanya peningkatan emisi-emisi gas rumah kaca di atmosfer (karbondioksida, metana, nitrogen oksida, klorofluorcarbon), semua itu mengakibatkan suhu bumi meningkat.

Di Indonesia juga menurut Foley (1993) telah terjadi pemanasan global yang ditandai dengan seringnya mengalami kemarau panjang dan pada tahun 1983 terjadinya peningkatan suhu ambien di Pulau Pari selama 12 mingggu dari suhu normal 28 derajat celcius menjadi 33 derajat celcius dan di Kalimantan Timur terjadi kebakaran hutan yang mencapai luas kurang lebih 4 juta hektare.

Nah sahabat hijau, berdasarkan masalah-masalah lingkungan tersebut, tentunya membuat orang mulai menyadari perlunya ilmu pengetahuan yang membahas masalah-masalah lingkungan, sehingga selanjutnya dikenalah dengan ILMU LINGKUNGAN.

Begitulah teman-teman inti cerita dari admin mengenai asal-usul terbentuknya ILMU LINGKUNGAN. Semoga setelah kita semua membaca artikel ini, setidaknya hati kita tergerak walaupun sedikit akan perlunya kita bertanggung jawab atas bumi kita yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin..

#salamhijau

ANALISIS CURAH HUJAN TITIK DAN CURAH HUJAN WILAYAH

gambar ilustrasi
Gambar Ilustrasi

ANALISIS CURAH HUJAN TITIK

Definisi curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima oleh permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan perembesan ke dalam tanah (Handoko 1995). Pengukuran curah hujan pada tiap stasiun pengamatan hujan akan menghasilkan nilai curah hujan titik yang dianggap mewakili nilai curah hujan untuk radius tertentu yang bergantung dari letak stasiun, topografi wilayah dan sebaran (tipe) hujan pada wilayah tersebut. Daerah yang berbukit-bukit memerlukan stasiun yang lebih rapat daripada daerah yang datar, karena daerah belakang angin tidak dapat diwakili oleh daerah hadap angin.

Analisis curah hujan titik adalah analisa data hujan yang dikumpulkan oleh satu stasiun sebagai individu (Murdiyarso 1980). Karakteristik hujan adalah hal-hal yang menyangkut jeluk (depth) curah hujan yang dihubungkan dengan dimensi waktu dan ruang. Karakteristik data hujan yang dibutuhkan antara lain :

1. intensitas - menyangkut jeluk hujan persatuan waktu
2. frekuensi - menyangkut banyaknya kejadian hujan dalam selang waktu tertentu
3. distribusi - menyangkut daerah persebaran hujan dan pola penyebaannya
4. duration - menyangkut lama nya hujan pada tiap kejadian

Baca juga: Contoh Perhitungan Analisis Hujan Titik

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

Curah hujan yang dibutuhkan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan hanya curah hujan pada satu titik tertentu saja.
Nilai curah hujan rata-rata yang jatuh di suatu kawasan tertentu disebut curah hujan wilayah. Untuk mengetahui rata-rata curah hujan wiayah (misalnya daerah aliran sungai) diperlukan data curah hujan dari beberapa stasiun yang berada pada wilayah tersebut (Handoko 1993).
Penentuan curah hujan wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan metode :

1. Metode Aritmatik
Merupakan metode yang paling sederhana, didasarkan pada pengertian bahwa tiap stasiun di daerah tersebut menerima curah hujan untuk seluruh daerah, sehingga dalam perhitungannya tiap stasiun diberi bobot sama (Murdiyarso 1980). Metode ini sesuai untuk daerah yang topografinya datar dan distribusi hujan tersebar merata.

2. Metode Poligon Thiessen
metode ini memberikan nilai bobot pada tiap stasiun dengan memberi batasan berupa polygon. Poligon pembatas ini dibuat dengan menarik garis berat atas garis yang mneghubungkan setiap stasiun. Digunakan jika titik-titik pengamatan di dalam daerah kajian tidak tersebar merata. Metode ini mengabaikan efek topografi dan satu poligon mewakili oleh satu stasiun penakar hujan.

3. Metode Isohyet
Isohyet adalah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama. Metode ini merupakan pendekatan presipitasi wilayah yang terbaik, dengan syarat jumlah stasiun penakar hujannya memadai dan peletakannya mempertimbangkan topografi setempat.

sumber: Dasanto Bambang Dwi, Muin Sisi Febriyanti. 2013. Modul MATA KULIAH: HIDROLOGI. Program Diploma IPB. Bogor

Desain Poster Quote (kata-kata mutiara)

Assalamualaikum sahabat hijau!!
Selamat sore, hari ini mimin ingin memposting desain-desain poster yang berisi quote (Kata-kata mutiara) yang sempat mimin buat. Mimin sebenernya tidak terlalu jago desain, tapi keadaanlah yang memaksa hehe.. Jadi ceritanya waktu itu mimin masuk ke dalam sebuah kepanitian dan mimin dipercayakan sebagai CO Divisi PDD (Publikasi Desain dan Dekorasi). Mau tidak mau, tentunya mimin harus memutar otak bagaimana caranya agar acara tersebut bisa meriah, salah satunya yaitu dengan bantuan sebuah dekorasi. Akhirnya mimin menemukan sebuah ide, membuat sebuah dekorasi menggunakan poster-poster yang berisikan quote.

Lalu bagaimana bentuk desain-desain poster tersebut? Yuk kita lihat
Semoga sahabat hijau terinspirasi, baik itu oleh quote yang terdapat pada poster atau mungkin termotivasi untuk belajar desain hehe..

Kepercayaan diri adalah syarat utama dalam mengemban tanggung jawab besar

Kepercayaan diri adalah syarat utama dalam mengemban tanggung jawab besar
Poster 1


Definisi kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa tanggung jawab 

Definisi kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa tanggung jawab
Poster 2



Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya
Poster 3



Apapun agama, suku, etnis, dan asal daerahnya, kita satu Indonesia
Apapun agama, suku, etnis, dan asal daerahnya, kita satu Indonesia
Poster 4



Jika kamu bisa tertawa bersama, kamupun mampu untuk bekerjasama


Jika kamu bisa tertawa bersama, kamupun mampu untuk bekerjasama
Poster 5



Alone we can do so little, together we can do so much

Alone we can do so little, together we can do so much
Poster 6



Pemimpin adalah ketegasan tanpa ragu

Pemimpin adalah ketegasan tanpa ragu
Poster 7



Kepercayaan seperti selembar kertas, sekali saja kusut dan lusuh maka tidak bisa kembali sempurna lagi

Kepercayaan seperti selembar kertas, sekali saja kusut dan lusuh maka tidak bisa kembali sempurna lagi
Poster 8



Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya

Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya
Poster 9



Jika kamu tidak kuat menanggung lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan

Jika kamu tidak kuat menanggung lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan
Poster 10
Iyulah 10 Poster karya mimin. Cara bikinnya juga sangat mudah ko! Hanya bermodal sebuah imajinasi yang sangat liar dan software Photoshop!! Eits... Jangan bilang tidak bisa dulu, kini telah hadir video-video tutorial mahir Photoshop! bahkan hanya hitungan jam. Ok buat sahabat hijau yang tertarik dengan dunia desain Photoshop bisa klik banner di bawah ini!!

Pewarnaan Gram

Apa itu Pewarnaan Gram?
Pewarnaan Gram adalah teknik yang umum digunakan untuk membedakan dua kelompok besar bakteri berdasarkan konstituen dinding sel yang berbeda. Prosedur pewarnaan gram membedakan antara kelompok gram negatif dan Gram positif dengan mewarnai sel-sel bakteri dengan warna merah dan ungu. Bakteri gram positif berwarna ungu karena adanya lapisan tebal peptidoglikan di dinding sel mereka, hal itulah yang mempertahankan kristal violet di dinding sel-sel bakteri tersebut, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah, hal tersebut terjadi karena dinding peptidoglikan bakteri tersebut tipis, sehingga tidak bisa mempertahankan kristal violet selama proses Decoloring (pewarnaan kedua dengan pewarna sekunder/safranin).

Masih bingung?
yaudah sekarang saya jelaskan lagi lebih detail, yuk simak bareng-bareng!

Pelaksanaan uji coba pewarnaan gram kita memerlukan beberapa alat dan bahan yang harus disediakan terlebih dahulu, diantaranya yaitu:

Alat:
1. Mikroskop
2. Glass Object (Kaca Preparat) + Cover Glass
3. Ose
4. Bunsen
5. Tissue
6. Pipet tetes

Bahan:
1. Suspensi Bakteri yang akan diuji
2. Pewarna Primer (Kristal Violet)
3. Pewarna Sekunder (Safranin)
4. Iodin
5. Alkohol 75%
6. Etanol/ alkohol 90%
7. Minyak Imersi
8. Aquades (Air Destilata)
9. Kertas serap

Prosedur Kerja:
1. Bersihakn preparat dengan alkohol 75% dan keringkan
2. Fiksasi (proses sterilisasi dengan membakar di atas bunsen) ose, oleskan suspensi bakteri dengan ose yang sebelumnya sudah difiksasi/disterilkan pada prepaat.
3. Fikasasi preparat yang berisi olesan bakteri sampai bakteri berubah warna menjadi putih susu (jangan terlalu lama, karena jika terlalu lama difiksasi sel bakteri akan pecah)
4. Teteskan 1-3 tetes pewarna primer (kristal violet) tunggu kurang lebih 1 menit.
5. Bilas preparat dengan aquades
6. Tetesakan iodin 1-3 tetes, tunggu kurang lebih 1 menit.
7. Bilas preparat dengan aquades
8. Teteskan 1-3 tetes etanol/alkohol 90%, tunggu kurang lebih 30 detik.
9. Bilas preparat dengan aquades
10. Teteskan 1-3 pewarna sekunder (safranin), tunggu kurang lebih 1 menit.
11. Bilas preparat dengan aquades
12. Gunakan kertas serap untuk mengeringkan sisi-sisi preparat yang masih terdapati sisa-sisa air aquades
13. Tutup preparat dengan cover glass
14. Amati preparat di bawah mikroskop (pembesaran 100x10 perlu menggunakan minyak imersi)



Pembahasan [PENTING!!]:
Tuhuan pembersihan preparat dengan alkohol 75% dimaksudkan agar preparat steril sehingga tidak ada kontaminan bakteri lain yang tidak diinginkan. Seperti biasa, setiap kali kita melakukan proses praktikum, usahakan semua alat dan bahan dalam keadaan aseptik/steril. Salah satu upaya sterilisasi yaitu dengan cara pembakaran di atas api bunsen.

Berikut adalah tabel reaksi yang terjadi saat proses pewarnaan gram berlangsung
reaksi yang terjadi saat proses pewarnaan gram

Kesimpulan
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa bakteri gram+ adalah bakteri yang memiliki warna ungu pada saat tahap akhir proses pewarnaan gram. Bakteri gram+ memiliki lapisan lipid yang tipis namun lapisan peptidogikannya tebal, sedangkan bakteri gram- adalah bakteri yang memiliki warna merah pada saat tahap akhir proses pewarnaan gram. Bakteri gram- memiliki lapisan lipid yang tebal namun lapisan peptidoglikannya lebih tipis sehingga tidak mampu mempertahankan warna primer (kristal violet).

Nah... ternyata simple kan? cuman menguji suatu bakteri tertentu termasuk bakteri gram+ atau gram-  dengan pembeda dari warna akhir bakteri.

*Jika bermanfaat silahkan share :)

Peraturan Perundang-Undangan Lingkungan Hidup (PPLH)

Selamat sore sahabat hijau! Apa kabar? Semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja dan kalaupun lagi sakit semoga secepatnya diberikan kesembuhan, Aamiin. Sahabat hijau, kali ini admin mau posting sesuatu yang sedikit berbeda. Admin mau posting suatu hal yang berbau tentang hukum.

Nah.. waktu dulu pas admin kuliah di semester satu, admin kebetulan mendapatkan suatu mata kuliah yang berbau hukum, mata kuliah itu adalah

Adaptasi

sumber: http://imagenes.4ever.eu/animales/aves/colibri-175155
Pengertian Adaptasi
Kemampuan suatu organisme untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya guna kelangsungan hidupnya.
Adaptasi dapat dilakukan organisme untuk mengatasi keadaan lingkungan dengan menggunakan sumber2 alam lebih baik untuk mempertahankan hidupnya.

Sumber Adaptasi
Menurut para Ahli:

Apa itu AutoCAD?


Selamat malam sahabat hijau, kali ini admin akan memperkenalkan sebuah aplikasi "wajib" untuk para enggineers (anak teknik) yaitu Aplikasi yang disebut AutoCAD. AutoCAD itu jenis makanan apa min? haha... bagi kamu yang baru pertama kali ngedenger pasti bertanya-tanya juga, sama kok dulu admin juga sempat heran AutoCAD itu apaan hehe..

AutoCAD adalah sebuah aplikasi komputer yang berfungsi untuk membuat berbagai macam desain baik itu rancangan bangunan, rancangan detail produk, dll yang berbasis CAD (Computer Aided Design) baik dalam bentuk 2D maupun 3D. AutoCAD merupakan salah satu produk aplikasi dari  Autodesk. AutoCAD biasanya digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior dan lain-lain. Format data file (file extension) AutoCAD adalah DWG.

Pencemaran Udara



Udara yang bersih adalah udara yang belum tercampur dengan gas-gas yang berbahaya. Ciri-ciri udara bersih yaitu : tidak berwarna, tidak berbau, terasa segar dan ringan saat dihirup. (LAILA RAHMAWATI)

Pencemaran Udara menurut PP 41/1999:

Masuknya atau dimasukkanya zat, energi dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.




Seiring dengan berjalannya waktu jumlah manusia di muka bumi ini semakin meningkat. Di Indonesia sendiri pada tahun 2015 telah

Seragam Khas / Baju PK (Program Keahlian) Diploma IPB

Selmat pagi sahabat hijau!! di sini menujukan pukul 2.53 AM pagi banget ya hehe.. Sampe detik ini saya belum bisa tidur nih gara-gara mikirin adsense dari google (curhat dikit) nah daripada pusing mikirin yang masih belum jelas lebih baik kita simak bareng-bareng yuk postingan saya kali ini. Masih berhubungan dengan IPB yaa.. khususnya Diploma IPB. Kali ini saya ingin mencoba memberikan foto-foto mahasiswa dilpoma IPB yang mengenakan seragam khas Program Keahliannya masing-masing.
Nah.. Berikut adalah
Seragam Khas Program Keahlian Diploma IPB.





Program Diploma (D3) Institut Pertanian Bogor (IPB); Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan

Teknik dan Manajemen Lingkungan 
Program Diploma IPB
Logo Kalpataru LNK
Logo Kalpataru LNK

Selamat malam sahabat hijau! Sebelumnya kan kita udah bahas nih mengenai apa itu Program Diploma IPB beserta Program-program keahliannya. Kali ini saya mencoba untuk berbagi informasi mengenai salah satu program keahlian di Diploma IPB tersebut yaitu Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan. Okay yang penasaran dengan apa itu Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan langsung saja yuk kita bahas!

Program Diploma Institut Pertanian Bogor (D3 IPB)

Selamat malam sahabat hijau, terkhusus buat kalian yang mau kuliah di tahun sekarang. Saya punya informasi perguruan tinggi sangat recommended banget!! yaitu Program Diploma Institut Pertanian Bogor (D3 IPB). Sebelumnya pasti diantara kalian sudah tak asing lagi bukan dengan kata "IPB". Di sini saya akan mencoba memberikan informasi sedikit mengenai